Kacang Mete: Permata Tersembunyi Buton Tengah Yang Siap Mendunia Kacang Mete: Permata Tersembunyi Buton Tengah Yang Siap Mendunia

Foto: pixabay

  • RAA
  • Kamis, 05 September 2024 - 10:46 WIB

Kacang Mete: Permata Tersembunyi Buton Tengah Yang Siap Mendunia


Selain hasil laut yang telah banyak disorot, Kabupaten Buton Tengah juga memiliki potensi hasil bumi lain yang perlu dioptimalkan, salah satunya adalah kacang mete. Semua potensi yang ada di Buton Tengah untuk meningkatkan perekonomian masyarakat.

Potensi kacang mete juga perlu diperhatikan. Tiga potensi sumber daya laut di Buton Tengah, yaitu olahan ikan teri, budidaya lobster, dan rumput laut, serta mendorong pengembangan ekosistem untuk mendukung pemasaran komoditas unggulan tersebut.

Kacang mete, yang dikenal juga dengan nama "cashew nut," merupakan salah satu jenis kacang yang cukup populer di berbagai belahan dunia.

Meskipun sering dianggap sebagai kacang, secara teknis kacang mete bukanlah kacang, melainkan biji dari buah jambu mete (Anacardium occidentale). 

Kacang mete berasal dari daerah tropis di Amerika Selatan, khususnya di Brasil. Tanaman ini pertama kali ditemukan oleh suku-suku asli yang hidup di sepanjang pesisir Atlantik.

Jambu mete merupakan pohon yang menghasilkan kacang mete, tumbuh subur di daerah dengan iklim tropis yang panas dan lembab. 

Pada abad ke-16, penjajah Portugis yang tiba di Brasil mulai mengenal tanaman ini dan menyadari potensi ekonomisnya.

Mereka kemudian membawa biji jambu mete ke wilayah koloni mereka di India, lebih tepatnya di Goa, yang kemudian menjadi pusat utama produksi kacang mete di Asia.

Dari India, budidaya kacang mete menyebar ke berbagai negara di Asia Tenggara dan Afrika,  termasuk di Indonesia yang juga memiliki iklim tropis yang cocok untuk pertumbuhan tanaman ini.

Kacang mete Timurasa ditanam kebun masyarakat tanpa menggunakan pestisida dan obat tanaman berbahaya.

Berasal dari Sulawesi (Buton dan Muna), Jawa Timur, dan NTT,  dipetik setiap tahun setiap akhir tahun antara November - Februari.  

Pada tahapan paska panen, petani memisahkan kacang mete dengan  buah mete. Kacang mete kemudian disortir dari tingkat kematangannya. 

Biasanya kacang mete akan disimpan serta dijemur untuk mengurangi kadar air dan mudah dalam proses pengupasan cangkang. 

Kacang mete yang disortir dan dijemur tersebut kemudian dikupas cangkangnya secara manual dan kemudian dilakukan penyortiran kedua untuk memisahkan kacang mete yang utuh dengan yang pecah.

Setelah dilakukan penyortiran kemudian kacang mete dijemur kembali untuk mengurangi  kadar airnya.

Ketika kadar air antara 4-8% maka kacang mete siap dikirim ke Timurasa Indonesia dalam kemasan plastik dengan silica gel. 
Pengiriman kacang mete ke Gudang Timurasa dengan  menggunakan kapal laut atau pesawat tergantung kapasitas.

Kacang mete yang tiba di gudang kemudian  akan dicek kembali kadar air, aroma, rasa, dan warna. Setelah proses pengecekan maka kacang mete siap diolah.