Foto: pixabay
Harga Kakao Meningkat, Indonesia Diuntungkan?
Harga komoditas kakao atau coklat mengalami lonjakan signifikan sepanjang tahun 2024. Per 22 Maret 2024, harga kakao telah menembus rekor kenaikan sebesar 113% mencapai US$8.939 per ton, dibandingkan dengan harga di awal tahun.
Kenaikan harga kakao ini berdampak besar bagi Indonesia, yang merupakan salah satu produsen dan eksportir kakao terbesar di dunia. Di satu sisi, kenaikan harga ini menguntungkan para petani kakao di Indonesia karena mereka akan mendapatkan hasil panen yang lebih tinggi. Di sisi lain, lonjakan harga ini juga dapat berdampak pada industri pengolahan coklat di Indonesia karena biaya produksi mereka akan meningkat.
Negara Indonesia menduduki peringkat ketiga sebagai negara penghasil cokelat terbesar di dunia dengan total produksi mencapai 667.296 ton pada tahun 2022.
Pencapaian ini menempatkan Indonesia di bawah Pantai Gading yang menduduki posisi pertama dengan produksi 2,23 juta ton dan Ghana di posisi kedua dengan produksi 1,1 juta ton.
Indonesia tak hanya dikenal sebagai penghasil kakao terbesar ketiga di dunia, tapi juga sebagai pengekspor handal. Sebagian besar produksi kakao Indonesia dipasarkan ke mancanegara, menjangkau lima benua yaitu Asia, Afrika, Oseania, Amerika, dan Eropa.
Asia menjadi primadona utama ekspor kakao Indonesia. Pada tahun 2022, lima negara tujuan utama ekspor kakao Indonesia, yaitu India, Amerika Serikat, Malaysia, China, dan Australia, berkontribusi sebesar 56,68% dari total ekspor kakao Indonesia.
Lonjakan harga kakao di tahun 2024 membawa angin segar bagi provinsi-provinsi penghasil kakao di Indonesia. Kenaikan harga ini tentu memberikan keuntungan penjualan yang lebih tinggi bagi para petani kakao di daerah tersebut.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), ekspor kakao dan produk olahannya di Indonesia pada tahun 2022 mencapai 385.981 ton dengan nilai US$1,26 miliar. Angka ini menunjukkan peningkatan sebesar 0,85% dibandingkan tahun 2021, di mana ekspor kakao mencapai 382.712 ton dengan nilai US$1,21 miliar.
Kenaikan harga dan volume ekspor ini menunjukkan bahwa kakao Indonesia masih memiliki daya tarik tinggi di pasar global. Hal ini menjadi peluang bagi provinsi-provinsi penghasil kakao untuk meningkatkan produksi dan kualitas kakao mereka, sehingga dapat semakin meningkatkan pendapatan para petani dan berkontribusi pada perekonomian daerah dan nasional.