Foto: hellosehat
Inovasi BRIN Untuk Diversifikasi Pangan Nasional
Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengembangkan tanaman sorgum dengan kandungan nutrisi tinggi sebagai bagian dari upaya mendukung program diversifikasi pangan dan mewujudkan ketahanan pangan di Indonesia.
Dilansir dari antaranews, Suarni, peneliti dari Pusat Riset Tanaman Pangan BRIN, menjelaskan bahwa sorgum memiliki keunggulan karena dapat tumbuh di lahan kritis yang tidak memerlukan tanah subur, sehingga tidak akan bersaing dengan tanaman lain yang membutuhkan lahan subur.
"Dalam merakit varietas, fokusnya bukan hanya pada peningkatan produksi, tetapi juga pada karakteristik dan nilai gizi yang dapat diunggulkan," ungkap Suarni dalam lokakarya pengembangan sorgum yang berlangsung di Jakarta, Selasa.
Sorgum memiliki banyak manfaat sebagai pengganti terigu, di antaranya adalah bebas gluten, kaya akan protein, vitamin, dan mineral, serta tinggi serat dan antioksidan yang menjadikannya bahan pangan fungsional yang menyehatkan.
BRIN telah melakukan sejumlah proyek penelitian untuk mengembangkan varietas unggul sorgum yang kaya nutrisi, dengan meningkatkan kandungan mineral seperti zat besi, zinc, dan kalsium, serta memperbaiki rasa sorgum agar lebih pulen.
Selain itu, BRIN juga melakukan persilangan antara varietas lokal seperti sorgum dari Nusa Tenggara Barat (NTB) dengan varietas lain untuk menciptakan varietas baru yang tetap mempertahankan rasa pulen. Penelitian ini juga difokuskan pada pengembangan varietas yang mampu menurunkan kandungan tanin dari biji sorgum yang ditanam di lahan suboptimal.
Suarni juga menyampaikan bahwa salah satu penelitian berhasil menyilangkan varietas lokal Gendo Keta dengan varietas Bioguma dari luar negeri, yang menghasilkan biji dengan perubahan warna dan kualitas yang lebih baik.
Lebih jauh, BRIN juga berhasil memproduksi tepung sorgum yang dapat digunakan 100 persen untuk membuat mie, yang tetap mengandung antioksidan dan bebas gluten. Temuan ini membuka peluang bagi Indonesia untuk mengurangi ketergantungan terhadap impor tepung terigu.
BRIN berencana mengajukan paten untuk produk mie yang terbuat sepenuhnya dari tepung sorgum. Produk mie inovatif ini memiliki keunggulan berupa kandungan antioksidan dan bebas gluten, yang membedakannya dari produk paten yang sudah ada.
Proses produksi mie sorgum dilakukan menggunakan ekstruder panas pada suhu 80 derajat Celsius untuk mencetak adonan mie. Setelah terbentuk, mie dikeringkan selama satu jam pada suhu 40 derajat Celsius untuk menjaga kualitas dan tekstur.
Dengan inovasi ini, BRIN berperan dalam pengembangan sorgum sebagai sumber pangan lokal yang kaya nutrisi, serta mendukung diversifikasi pangan yang berkelanjutan untuk ketahanan pangan nasional.